Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sering Digerebek Densus 88, Bekasi Bisa Dianggap Sarang Teroris

Djamhari , Jurnalis-Kamis, 21 Januari 2016 |20:23 WIB
Sering Digerebek Densus 88, Bekasi Bisa Dianggap Sarang Teroris
Terorisme (Foto: Ilustrasi)
A
A
A

BEKASI - Melihat fenomena yang terjadi terkait jaringan terduga teroris atau kelompok radikal yang beraksi menebar ancaman bom di negeri ini, Kota Bekasi ternyata selalu dikaitkan dengan kasus-kasus ancaman bom tersebut. 

Dari data yang dimiliki Okezone, kelompok jaringan teroris radikal itu menjadikan Kota Bekasi sebagai lokasi persembunyian untuk menyusun strategi dan merencanakan ancaman teror. Tak ayal, daerah tersebut dapat dianggap menjadi sarang teroris.

Tercatat sejak 2011 hingga kasus teror bom yang terjadi di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, pascakejadian Densus 88 antiteror Mabes Polri menangkap terduga anggota dari jaringan yang beraksi itu di kota berjuluk Kota Patriot.

Diduga para kelompok radikal ini pun masih banyak berada di daerah tersebut dengan cara menyebar di sejumlah wilayah yang ada di Kota dan Kabupaten Bekasi. Hal ini menandakan kurangnya pengamanan dan perhatian intansi terkait dalam upaya pencegahan untuk mereka masuk ke daerah tersebut.

Menurut pengamat terorisme, Al Chaidar, Kota/Kabupaten Bekasi yang memiliki letak strategis sebagai daerah penyanggah Ibu Kota DKI Jakarta sangat rentan dijadikan sarang terorisme bagi kelompok radikal yang ada saat ini.

Lebih lanjut, kata dia, dengan masyarakatnya yang dikenal heterogen dan biaya tempat tinggalnya yang murah itu menjadi pilihan kelompok radikal untuk akses yang lebih dekat dengan induk kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Sel-sel ideologi dari DI/TII hingga kini masih ada dan sulit untuk dihilangkan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (21/1/2016).

Chaidar mengatakan, jaringan DI/TII perlu diawasi di negara ini setelah melihat tragedi pemberontakan kelompok tersebut pada 1949. Saat itu, kelompok tersebut hendak membuat negara Islam sendiri.

Kata dia, pihak kepolisian setempat perlu meningkatkan pengawasan, pemantauan dan pendataan terhadap warga pendatang. "Bekasi menjadi tempat strategis bagi penganut paham radikalisme. Karena berdekatan dengan Jakarta dan Jawa Barat, jadi memudahkan akses mereka untuk mobilisasi," ujarnya.

Dia menilai, paham radikalisme cenderung menyasar masyarakat yang hidup dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Alasannya, golongan masyarakat itu minim pengetahuan sehingga mudah dipengaruhi.

"Masyarakat golongan ini juga terpaksa masuk ke kolompok itu karena ingin berubah nasib. Karena biasanya, mereka akan mendapat jaminan hidup dari kelompoknya," kata Chaidar.

Kapolresta Bekasi Kota, Komisaris Besar Herry Sumarji mengatakan, apabila wilayah hukumnya memang sangat menjadi daerah strategis yang banyak disinggahi pendatang baru dikarenakan wilayahnya berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta.

Terkait dengan adanya warga di Bekasi diduga sebagai kelompok radikal yang kerap digerebek oleh Tim Densus tanpa diketahui lebih awal oleh jajarannya. Diakui Kapolres, bakal menjadi perhatian pihaknya ke depan.

Hery mengatakan, sebagai Kapolres dirinya bakal berusaha mengantisipasi dan mencegah para teroris dalam melakukan penyebaran paham radikalisme dengan mendeteksi lebih awal.

Upaya yang bakal dilakukan pihaknya di antaranya, gencar menggelar operasi yustisi di sejumlah indekos dan kontrakan di wilayah hukumnya dan juga mengintensifkan patroli keliling yang sudah berjalan di jalan dan wilayah-wilayah perbatasan serta tempat lainnya.

"Sudah sepekan ini kami melakukan operasi yustisi guna mengantisipasi penyebaran paham radikalisme di Kota Bekasi dan patroli anggota pun semakin diperketat," kata Herry.

Dia menyebut, operasi yustisi terakhir digelar pada Rabu 20 Januari malam lalu di kontrakan dan indekos di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Masih kata Hery, pihaknya dalam mengantisipasi kelompok-kelompok radikal itu juga menggandeng pemerintah daerah melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Operasi ini juga merupakan instruksi langsung dari pimpinan Polri," ujarnya.

Dirinya berharap, dengan kegiaatan yang dilakukan pihaknya dapat juga dibantu oleh masyarakat dengan turut bekerjasama apabila ada warga pendatang yang dicurigai untuk segera dilaporkan pihaknya agar segera ditindak lanjuti.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement