Penelitian Universitas Leeds pada 2015 menemukan 47 persen dari pelacur di Negeri Ratu Elizabeth pernah menjadi korban aksi kriminal termasuk pemerkosaan dan perampokan. Sedangkan 36 persen dari pelacur mengaku pernah menjadi korban ancaman lewat pesan singkat, telefon, dan surat elektronik.
Dalam sejarahnya, tindakan pembunuhan terhadap para pekerja seks telah terjadi sejak dekade 1890. Secara kebetulan, pada masa itu Inggris digegerkan dengan serangkaian kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang diberi alias Jack The Ripper.
Kasus pembunuhan terhadap pelacur pun diberi nama plesetan sebagai Jack The Stripper. Plesetan tersebut mengacu pada fakta korban pembunuhan yang ditemukan dalam keadaan bugil. Plesetan itu mulai digunakan ketika adanya enam kasus pembunuhan terhadap pelacur di London pada dekade 1960. Mayat korban dibiarkan mengambang di Sungai Thames yang membelah kota London.
Pada 1981 pria bernama Peter Sutcliffe terbukti bersalah membunuh tiga belas perempuan termasuk beberapa pelacur. Pria itu pun diberi julukan Yorkshire Ripper karena melakukan aksinya di sekitar West Yorkshire. Sutcliffe harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara akibat perbuatannya.
Pada 2006 serangkaian pembunuhan berantai menimpa pelacur di Ipswich. Lima jenazah ditemukan di lokasi berbeda di Ipswich, Suffolk. Pelaku bernama Steve Wright dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kasus serupa muncul pada 2010. Tiga pelacur dibunuh oleh Stephen Griffiths. Serupa dengan Wright, Griffiths juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Selain pembunuhan, para pelacur juga rentan terhadap perdagangan manusia.