2. Misinya Diteruskan Jabhat al Nusra
Meski ISIS terpisah dari Al Qaeda, kelompok teror lain yang berkuasa di Pakistan dan sekitarnya, Jabhat al Nusra tetap berada di bawah sayap. Mereka terus menebarkan bibit teror di kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah dalam upayanya meneruskan misi sang pendiri. Diprediksi, organisasi ini bisa menjadi lebih berbahaya dan cakap daripada ISIS.
“Al Qaeda secara bertahap mengejar strategi dan langkah-langkah canggihnya sendiri secara diam-diam. Mereka membiarkan perhatian dunia tertuju pada ISIS semata, tanpa disadari bahwa mereka juga tengah membangun infrastruktur manusia untuk melawan Barat. Selain juga mempertahankan keuntungan yang (bisa saja) lebih besar di masa depan, untuk jangka panjang,” demikian laporan dari seorang think tank di Institut Study of War di Washington.
3. Perekrutan Terorisme dan Penutupan Penjara Guantanamo
Sejak sebelum Osama bin Laden berhasil dieksekusi dari dunia ini, Presiden Obama sudah sering mendapatkan desakan untuk menutup penjara AS di Guantanamo, Kuba. Namun, permintaan itu tidak kunjung diwujudkan sampai awal tahun ini. Sedikitnya sembilan tahanan berkebangsaan Yaman sudah dipindahkan dari penjara paling tertutup itu ke Arab Saudi. Belum terhitung, puluhan lainnya juga diungsikan, setelah Obama mengumumkan penutupannya tahun ini.
Menyoal rekrutmen, semakin banyak orang asing dari Eropa dan belahan dunia lain terpanggil bertarung bersama ISIS. Sistem pencarian anggotanya terbilang lebih kreatif, yakni bukan dengan menyusup ke pesantren-pesantren atau komunitas peribadatan lain. Melainkan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK dan media massa.
Video-video propaganda ISIS menyebar di dunia maya, mendorong orang-orang memerangi Negara Barat dan sekutu-sekutunya. Atas tameng agama dan memperjuangkan terwujudnya kekhalifahan, ISIS membuat ratusan ribu orang menyeberang masuk ke Suriah dari Turki. Mengajari mereka, mencuci otak mereka, kemudian menerbangkannya kembali ke negara asalnya untuk menyebarkan teror. Itulah yang terjadi di Paris dan Brussels.
(Silviana Dharma)