Namun, Dubes Galuzin menegaskan hal tersebut tidak benar. Dia menyatakan serangan udara yang dilancarkan Rusia di Suriah harus berdasarkan informasi intelijen bersama dari berbagai sumber yang dipercaya.
“Semenjak Oktober 2015, setiap pekan kami sering mendengar tuduhan Angkatan Udara Rusia menghantam fasilitas publik sipil,” cetus Galuzin di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
“(Namun) tidak pernah ada bukti hal tersebut terjadi. (Jadi) semua tuduhan ini merupakan kebohongan belaka,” sambungnya.
Dia memaparkan setiap kali ada kabar mengenai serangan udara Rusia menghantam fasilitas publik, maka otoritas militer Negeri Beruang Merah akan langsung melakukan pengecekan.
(Randy Wirayudha)