Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kerusuhan Tanjung Balai, Pemuka Agama Buddha Tak Salahkan Siapa pun!

Antara , Jurnalis-Minggu, 31 Juli 2016 |15:00 WIB
Kerusuhan Tanjung Balai, Pemuka Agama Buddha Tak Salahkan Siapa pun!
Pasca-Kerusuhan di Tanjung Balai (foto: Antara)
A
A
A

TANJUNG BALAI - Pemuka umat Buddha Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, Leo Lopulisa menyatakan, tidak perlu membenci dan menyalahkan siapa pun atas konflik antarwarga yang berujung pembakaran dan perusakan beberapa vihara serta kelenteng setempat.

Kejadian yang menimpa tempat ibadah umat Buddha dan Konghucu pada Jumat 29 Juli dini hari adalah aksi spontanitas dan tidak terencana.

"Kami tidak membenci atau menyalahkan siapa pun dalam peristiwa ini. Biarlah polisi yang mengusut kasus tersebut," kata Leo di Tanjung Balai, Minggu (31/7/2016).

 (Baca: Sembilan Orang Ditangkap dalam Kerusuhan Tanjung Balai)

Menurut Leo, ini hanya luka luar yang akan membuat umat Buddha makin dewasa, semakin kuat dalam menghadapi hidup beragama dan toleran dalam bermasyarakat.

"Banyak pihak yang menunjukkan rasa peduli, prihatin dan solidaritas atas kejadian itu, menunjukkan bahwa semua menginginkan kehidupan yang rukun dan saling menghargai satu sama lain," tegasnya.

"Pekerjaan masih banyak, lama dan panjang, menanti kita untuk menyelesaikan masalah ini secara arif dan bijaksana," sambung Leo.

Sementara Ketua Sang Agung Indonesia (Sagin) Sumatera Utara, Kurnia Bangun, berharap semua pihak menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga untuk saling menghormati.

Umat Buddha, Konghucu, dan pemeluk agama lain diharapkannya menahan diri serta tidak terprovokasi pernyataan yang mungkin ingin memecah belah kerukunan umat beragama yang terjalin baik selama ini.

Pasca-kerusuhan, banyak komentar di media sosial yang selain berisi keprihatinan, naun tidak sedikit pula bernada memojokkan, menghujat salah satu pihak, seperti ingin mempekeruh keadaan.

Demikian juga pernyataan tokoh tertentu di media massa, ada yang terkesan memelintir keadaan sehingga dikhawatirkan dapat memicu kebencian antarwarga.

"Kita secara keseluruhan harus bijaksana dan tidak mudah terprovokasi. Mari berpikir jernih demi terciptanya suasana yang kondusif," imbau bikhsu di Vihara Tri Ratna Kota Tanjung Balai itu.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement