Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gara-Gara Mendarat di Israel, Pesawat Libanon Dilarang Pulang

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 02 September 2016 |13:52 WIB
Gara-Gara Mendarat di Israel, Pesawat Libanon Dilarang Pulang
Pesawat Wings of Lebanon yang mendarat di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel. (Foto: Twitter)
A
A
A

BEIRUT – Munculnya foto yang menunjukkan pesawat komersial dengan logo maskapai Wings of Lebanon di bandara Israel mendapatkan reaksi keras dari Pemerintah Lebanon di Beirut. Bahkan Menteri Pekerjaan dan Transpotasi Umum Lebanon Ghazi Zaeiter bersumpah tidak akan mengizinkan pesawat yang telah mendarat Israel untuk kembali ke negaranya.

Kedatangan pesawat tersebut pada Rabu, 1 September 2016 menimbulkan kebingungan di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv. Beberapa pihak mulai berspekulasi mengenai alasan kemunculan pesawat bertipe Boeing 737 itu.

“Saya menggosok mata saya dan mengira saya bermimpi. Saya tidak mengerti apa yang terjadi,” kata seorang pekerja bandara sebagaimana dilansir New Arab, Jumat (2/9/2016). Kebingungan para saksi mata itu bisa dimaklumi mengingat Israel dan Libanon masih berada dalam keadaan perang selama lebih dari 60 tahun.

Sebagian justru menanggapi insiden ini dengan kelakar ringan, seperti yang dilakukan penyiar Israel Nilzan Glusman. “Tamu kejutan datang pagi ini di Bandara Ben Gurion. Tenang, (pesawat) itu tidak membawa delegasi dari Beirut untuk pembicaraan damai,” tulis Nilzan melalui Twitter.

Pesawat itu memang merupakan pesawat Wings of Lebanon yang disewakan kepada Maskapai Turki Tailwind Airlines.

Menurut pernyataan dari maskapai Wings of Lebanon, pesawat bermasalah tersebut dikirim ke Turki untuk mendapatkan perawatan dan seharusnya kembali ke Lebanon lima hari kemudian sehingga logo maskapai itu masih menempel di sana. Mereka menyalahkan Tailwind yang dianggap telah melanggar prosedur dalam insiden ini.

“Masalah ini merupakan pelanggaran prosedur yang telah disepakati oleh kedua perusahaan. Kolaborasi atau komunikasi apa pun dengan musuh kami Israel adalah sebuah garis merah bagi Wings of Lebanon dan semua personelnya seperti juga semua maskapai Lebanon,” tambah pernyataan tersebut.

Hubungan kedua negara bertetangga itu relatif tenang sejak konflik berdarah yang menewaskan 1.200 warga Lebanon dan 160 warga Israel pada 2006. Negara Zionis tersebut menguasai sebagian wilayah Lebanon selama 22 tahun sampai penarikan pasukan pada 2000. Hingga kini kedua negara masih terus bermusuhan, bahkan konflik seringkali pecah.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement