Untuk pertama kalinya setelah 1944, kedua capres akan menjalani Hari Pemilihan di Kota New York. Terakhir kali hal itu terjadi ialah saat gubernur negara bagian New York dari Partai Republik Thomas Dewey berupaya mendepak kekuatan Demokrat dari Kota New York, Franklin Roosevelt. Hasilnya, Roosevelt kembali memenangi kursi kepresidenan AS untuk periode keempatnya.
Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) berencana menempatkan para personel berseragam, termasuk sejumlah di antaranya yang dilengkapi dengan senapan-senapan otomatis serta peralatan pendeteksi peledak, di sepanjang Manhattan dan 1.205 tempat pemungutan suara di kota itu.
Semua anjing kepolisian pelacak bom di Kota New York juga akan dikerahkan. Demikian pula dengan tim-tim personel khusus yang akan berpatroli keliling.
Para kandidat presiden juga akan mendapat perlindungan dari Secret Service AS yang selama ini memberikan pengamanan bagi kedua kandidat selama kegiatan kampanye presiden. Dinas Rahasia tersebut akan bekerja sama dengan departemen kepolisian kota pada hari H.
"Sejauh ini, pengerahan ini adalah yang terbesar yang pernah dilakukan NYPD untuk hari pemilihan. (Pengerahan besar-besaran) ini sebanding dengan saat Malam Tahun Baru dan kunjungan Paus Fransiskus tahun lalu," kata Kepala NYPD, Carlos Gomez.
New York dipilih menjadi saksi kemenangan salah satu kandidat karena memiliki arti penting bagi keduanya. Trump mempunyai hubungan panjang dengan Kota New York, tempat ia dilahirkan dan mengikuti jejak ayahnya sebagai pengusaha properti.
Pun Hillary pindah ke daerah pinggiran New York, Chappaqua, menyusul jabatan yang dijalankan Presiden Bill Clinton di Gedung Putih. Hillary menjabat sebagai senator New York dari 2001 hingga 2008.
(Silviana Dharma)