JAKARTA - Protes ke Pemerintah Myanmar atas kejahatan kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya terus bergulir. Hari ini, Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta didatangi massa dari berbagai kelompok yang menyuarakan pembelaan dan menuntut dihentikannya kekerasan terhadap kaum minoritas tersebut.
Peserta protes ke Pemerintah Myanmar kali ini berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Mereka di antaranya, Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), organisasi Pemuda Bhinneka, Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Perwakilan Mahasiswa Muslim Universitas Indonesia (UI), Komando Barisan Rakyat (Kobar), dan Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Di bawah terik matahari, ratusan peserta aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya berkumpul di depan Kedubes Myanmar. Teriakan "Allahu Akbar" bersahut-sahutan dengan yel-yel "Hentikan kekerasan terhadap Rohingya!" dari para orator.
"Tergabung di sini ada ormas Islam, organisasi-organisasi masjid dan lain-lain. Di aksi ini kami ingin menyampaikan sikap sekaligus mengecam tragedi pembantaian Muslim Rohingya. Kami juga ingin menyampaikan sikap resmi selaku umat Islam Indonesia atas sikap pasif Pemerintah Indonesia," ujar koordinator aksi, Muhammad Syukur Mandar, di depan Kedubes Myanmar di Jakarta, Jumat (25/11/2016).
Berbagai ormas Islam menggelar aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya di Kedubes Myanmar, Jakarta. (Foto: Emirald J/Okezone)
Aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya ini juga diwarnai pertunjukan teatrikal. Beberapa pendemo berperan sebagai tentara Myanmar, sedangkan pendemo lainnya berperan sebagai Muslim Rohingya. Pertunjukan singkat tersebut menjadi dramatisasi tindak kekerasan militer Myanmar kepada komunitas minoritas di negerinya Aung San Suu Kyi tersebut.
Selain aksi teatrikal, salah satu orator membacakan puisi mengenai tangisan Muslim Rohingya yang tidak dianggap sebagai warga negara Myanmar. Peserta aksi juga mengajukan berbagai tuntutan terkait konflik militer yang menimpa etnis Rohingya tersebut.
Selain tuntutan penghentian kekerasan terhadap Muslim Rohingya, para orator juga menuntut agar penghargaan nobel perdamaian yang diberikan ke Aung San Suu Kyi dicabut dan pengusiran Duta Besar Myanmar untuk Indonesia. Peserta demo menganggap, Suu Kyi tidak berbuat apa-apa ketika kekerasan menimpa para warga Rohingya.
Massa peserta aksi memadati jalan di depan Kedubes Myanmar di Jakarta. (Foto: Emirald J/Okezone)
Berdasarkan pantauan di lapangan, setidaknya ada 300 demonstran yang ikut menyuarakan solidaritas mereka terkait kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar. Para orator juga menyatakan siap untuk menurunkan aksi lebih besar jika Indonesia tidak membuat nota protes kepada Myanmar terkait kekerasan Rohingya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)