Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Mengenal Profesor Zegveld, Pengacara Belanda yang Membela Korban Rawagede

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 26 November 2016 |08:16 WIB
NEWS STORY: Mengenal Profesor Zegveld, Pengacara Belanda yang Membela Korban Rawagede
Wartawan Okezone (kanan) saat mewawancarai Profesor Liesbeth Zegveld (kiri) (Foto: Beny Rusmawan)
A
A
A

Kami datang dengan yayasannya Jeffry (KUKB) yang selama ini berkontak dengan orang-orang di sana. Kami masih mempertimbangkannya. Untuk sementara, kami ke sana untuk merasakan situasinya, serta soal apa yang diinginkan para korban.

Saat mengerjakan kasus HAM Rawagede ini, apa reaksi orang-orang di Belanda?

Walau di negara kami sebenarnya soal hukum itu lebih mudah karena kami negara yang dikenal dengan ibu kota hukum dunia, tapi selalu ada saja orang yang tidak suka dengan apa yang kami lakukan. Selalu ada yang tersinggung. Terutama mantan militer atau yang pernah punya keluarga di sini. Secara umum, mereka hanya ingin kasus ini dilupakan. Kenapa juga menuntut negara Anda sendiri?

Apakah Rawagede kasus HAM pertama yang Anda tangani?

Bukan. Sebelumnya ada beberapa kasus lain, seperti di pelanggaran HAM di Irak, Libya dan Bosnia-Herzegovina. Seperti para pengungsi muslim dari Bosnia yang pernah diusir tentara Belanda dari kamp penampungan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Juga orang-orang Maluku yang keluarganya pernah terlibat krisis penyanderaan 1977.

Bagaimana pandangan masyarakat biasa di Belanda tentang kasus-kasus HAM ini?

(Kasus) Rawagede sebenarnya pernah jadi kabar yang menghebohkan, tapi tetap kurang perhatian dari pemerintah. Saat kami memulai kasus ini, banyak orang yang tidak mengerti dan merasa apa yang kami lakukan ini harus dihentikan. Come on! Mereka sebenarnya harus mendapatkan gambaran yang lebih besar dari peristiwa ini.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement