Rakyat Kuba menyambut abu jenazah Fidel Castro dalam perjalanan menuju pemakaman. (Foto: Reuters)
Abu jenazah Fidel Castro kemudian diserahkan kepada adiknya, yang juga merupakan presiden Kuba saat ini, Raul Castro. Mengenakan seragam militer, Raul kemudian menempatkan abu jenazah sang kakak di sebuah celah pada batu granit abu-abu besar. Celah tersebut kemudian ditutup dengan marmer hijau bertuliskan "Fidel" dengan tinta emas.
Makam tersebut berdiri tegak di samping monumen peringatan pejuang pemberontak Kuba yang meninggal dalam serangan di barak Moncada di Santiago pada 26 Juli 1953. Kala itu, Fidel Castro turun langsung memimpin serangan tersebut. Di depannya, berdiri gagah mausoleum pahlawan nasional Kuba, Jose Marti.
Seiring selesainya prosesi pemakaman Fidel Castro, musik militer terdengar mengalun hingga luar kompleks pemakaman. Salah satu pelayat, Ines de la Rosa, menyatakan ingin melihat prosesi tersebut di televisi. "Namun kami memahami jika keluarga yang ditinggalkan ingin mendapat privasi dalam momen ini," ujar Ines.
Keputusan untuk menyelenggarakan pemakaman secara tertutup datang setelah Raul Castro menyatakan pemerintahannya akan melarang nama sang kakak, Fidel Castro, untuk diabadikan menjadi nama jalan atau monumen. Larangan tersebut sudah sesuai dengan keinginan mendiang Fidel yang tidak mau dipuja atau dikultuskan.