Namun yang jadi keprihatinan tersendiri, situs ini belakangan justru jadi tempat orang “minta berkah”. Entah dengan semedi, atau apalah namanya yang berkaitan dengan hal-hal klenik.
“Sering ada yang datang untuk nginep di sini. Ada tujuannya masing-masing, seperti ya minta naik pangkat gitu. Ya kalian ngerti sendiri lah seperti apa,” tambah perempuan berusia 60 tahun itu.
Satu lagi yang memunculkan kegundahan lain soal situs ini, adalah dana pemeliharaan dari pemerintah yang sudah setahun ini tak kunjung cair. Sri mengaku tak tahu kenapa “gajinya” tak juga diberikan, setelah biasanya rutin diantarkan seorang utusan dari BCB dengan nominal Rp700 ribu per bulan.
“Biasanya kita digaji Rp700 ribu per bulan. Diantarnya biasanya tiap tiga bulan sekali. Ya lumayan buat tambahan kebutuhan hidup di sini. Tapi enggak tahu kenapa ini udah setahun enggak digaji,” keluh Sri.
“Kita kan juga bersih-bersih setiap hari di dalam dan di sekitar saung. Belum untuk biaya listrik. Saya sudah bikin 10 proposal pengajuan, tapi belum ada respons,” tandasnya.
(Randy Wirayudha)