PESAWAT Malaysia Airlines MH370 yang hilang di perairan luas Samudera Hindia, menelan banyak korban. Di antara 239 awak dan penumpang yang diperkirakan sudah tewas tenggelam di laut dalam tersebut, adalah 154 warga China (termasuk seorang dari Hong Kong dan Taiwan). Sisanya terdiri dari 50 warga Malaysia, tujuh warga negara Indonesia, enam dari Australia, dan lima dari India. Ada juga yang berasal dari Perancis, Kanada, Iran, Belanda, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Ukraina.
Sementara itu, tidak terhitung banyaknya keluarga dan kerabat korban yang patah hati dibuatnya. Air mata menganak sungai, terlalu banyak yang sudah diperas hingga kering. Masih terngiang ketika tragedi tersebut diumumkan tiga tahun lalu pada 8 Maret 2014.
Foto: Reuters
Laki-laki dan perempuan, tua muda, berduyun-duyun mendatangi bandara internasional Kuala Lumpur dan Beijing. Dalam keadaan terisak, keluarga mencari kebenaran kabar hilangnya pesawat malaysia airlines MH370 secara misterius.
Diwartakan South China Morning Post, Rabu (8/3/2017), di antara ratusan korban, tujuh di antaranya masih anak-anak. Korban termuda berusia dua tahun. Sekira lima anak berusia antara dua sampai empat tahun, dua dari Amerika Serikat dan tiga lagi dari China. Remaja berusia 14 dan 17 dari Prancis juga tercatat sebagai penumpang dalam pesawat nahas tersebut. Sedangkan korban tertua berusia 79 tahun berkewarganegaraan China.
Di antara para penumpang itu ada istri, suami, anak, kakek, nenek, teman dan orang terkasih. Di mana mereka sekarang? Apakah mereka hidup atau mati? Bagaimana keadaan mereka? Jika sudah meninggal, lalu di mana jasadnya? Tidak ada yang bisa menjawabnya, bahkan setelah tiga tahun berlalu. Harus berapa lama lagi dunia menanti misteri ini terpecahkan?