YOGYAKARTA - Nasib nahas dialami beberapa guru honorer K2 menjadi korban percaloan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan oknum PNS di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikdikpora) Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Awalnya, para guru ini memilih untuk berdiam diri sambil menunggu kepastian. Namun karena tak kunjung ditemukan titik temu, akhirnya mereka berani bersuara membeberkan kasus yang dialami karena upaya kekeluargaan yang ditempuh supaya uang mereka kembali. Tapi tak menuai hasil.
Seorang korban Guru honorer salah satu SD di Kabupaten Bantul AD menyampaikan, pada 2013 silam pihaknya dijanjikan akan diberi bantuan oleh salah satu oknum PNS untuk lolos ujian CPNS dengan menyetorkan uang Rp65 juta.
Oknum PNS berinisial Y tersebut sempat memberitahu jika tes itu hanya untuk formalitas, sedangkan uang yang diminta sebagai tanda jadi pesanan tiket kursi menjadi PNS.
"Nanti kalau lolos nambah lagi Rp30 juta, jika tidak lolos akan dikembalikan penuh sebanyak Rp65 juta," katanya Jumat (10/3/2017)
Setelah beberapa kali bertemu, akhirnya disepakati penyetoran uang diberikan di rumah Y. Ternyata tak hanya dirinya ada beberapa K2 lainnya. Salah satunya SL yang juga berprofesi sebagai guru. SL pun mengatakan, saat memberikan uang ada beberapa saksi. "Satu kecamatan itu ada empat orang (guru honorer K2)," ucap korban SL.
Ujian tes seleksi CPNS honorer K2 pun dilakukan pada akhir 2013 silam dan diikuti oleh 1400 orang. Namun begitu hasil tes keluar pada 2014, mereka yang sebelumnya menyetorkan uang ternyata tak lolos. Mereka pun menagih janji untuk mengembalikan uang. "Dia (Y) menjanjikan untuk diikutkan tes susulan," lanjut SL.