Saat Titanic akan tenggelam, Richard dengan ringan tangan membantu sesama penumpang lain. Hal itu bahkan menjadi inspirasi salah satu adegan di film terkenal yang dibintangi Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet yang berjudul 'Titanic'. Richard dan ayahnya diketahui tetap berada di kapal hingga saat-saat terakhir. Hingga akhirnya keduanya terpaksa berenang di laut yang dingin. Namun, Richard kehilangan ayahnya.
Dengan menahan kesedihan atas kehilangan sang ayah, Richard terus berenang ke sekoci nomor 14. Bahkan setelah ia naik ke perahu penyelamat, Richard masih mendayung dengan kaki hingga membuat kedua kakinya membeku. Kemudian ketika Richard diperiksa, dokter Carpathia mengusulkan untuk mengamputasi kaki Richard.

(Foto: The Vintage News)
Mendengar hal itu, Richard tak menerimanya begitu saja. Ia memberontak dan menentang keputusan dokter. Richard tetap pada keputusannya, ia bangkit dan berjuang kembali tanpa kenal lelah. Ia sangat mencintai tenis dan terus berdiri di atas kedua kakinya meskipun itu sangat menyakitkan.
Perjuangan Richard berbuah manis, ia tidak hanya mendapatkan kakinya kembali. Ia bahkan berhasil menjadi juara Davis Cup bersama rekannya, Karl Behr. Memiliki karier tenis yang sukses, Richard kemudian bertugas di Angkatan Darat selama masa Perang Dunia (PD) I. Setelah perang berakhir, Richard terus bermain tenis dan mengikuti banyak kejuaraan. Richard meninggal di usianya yang ke-77 tahun pada 1968. (rav)
(Rifa Nadia Nurfuadah)