KEHEBOHAN tentang sejarah kelam di masa perang kemerdekaan Indonesia (Perang Dekolonisasi menurut Belanda) 1945-1950, sempat mencuat setelah kemunculan hasil penelitian Rémy Limpach. Dalam bukunya, Limpach menuangkan beberapa fakta baru tentang kejahatan perang Belanda di negeri kita.
Buku ‘De Brandende Kampongs van Generaal Spoor’ atau kalau diterjemahkan: “Kampung-Kampung yang Dibakar Jenderal (Simon) Spoor” itu, mengungkap beberapa fakta bahwa kejahatan perang Belanda di Indonesia, bukan insidental, melainkan struktural.
Jelas pemerintah Belanda pasang perhatian terhadap buku ini yang belakangan, akhirnya menghendaki adanya penelitian kembali. Penelitian yang akan membuka lagi berbagai versi sejarah yang terlewatkan pada penelitian sebelumnya di tahun 1969.
Sedikitnya hal ini diketahui penulis dari lampiran surat kesepakatan antara 3 lembaga yang akan melakukan penelitian. Lampiran yang dikirimkan aktivis dan juga Ketua Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Jeffry M Pondaag via surat elektronik (surel).
Tiga lembaga yang dimaksud (akan melakukan penelitian kembali di Indonesia) adalah KITLV (Koninklijke Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde) atau Institut Ilmu tentang Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda, NIMH (Nederlands Instituut voor Militaire Historie) atau Institut Sejarah Militer Belanda, serta NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie) atau Institut Dokumentasi Perang Belanda.