Warga Ankara, di mana Perdana Menteri Binali Yildirim ditunjuk sebagai pendukungnya, merayakan kemenangan mereka dengan melakukan iring-iringan mobil, membunyikan klakson dan para penumpangnya mengibarkan bendera melalui jendela.
Namun kepala oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, mengatakan kalau keputusan hasil referendum terbuka itu layak untuk dipertanyakan. Partai ini sebelumnya mengatakan akan menuntut penghitungan ulang hingga 60 persen setelah Dewan Pemilihan Tinggi Turki (YSK) mengumumkan akan menghitung surat suara yang belum dicap oleh pejabat untuk dinyatakan sah kecuali mereka bisa membuktikan adanya kecurangan.
Kilicdaroglu menuduh Erdogan ingin membangun "rezim satu orang", dan mengatakan perubahan yang diusulkan akan menempatkan negara itu dalam bahaya.
Di beberapa daerah di Istanbul, beberapa orang turun ke jalan untuk melakukan protes sementara yang lain memukul panci dan wajan di rumah sebagai tanda perbedaan pendapat yang tersebar luas sejak terjadinya protes anti Erdogan di 2013.
Di kawasan Besiktas di Istanbul, lebih dari 300 pengunjuk rasa membuat lalu lintas di jalan utama macet, demikian laporan seorang juru kamera Reuters di lokasi kejadian. Di Ankara, bentrokan antara Partai AK dan pendukung oposisi pecah di dekat markas besar CHP.