 
                Pakar Akustik dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Dr Zulfan mengatakan, salah satu pengaruh kontruksi dengan atap segitiga tersebut membuat suara dalam masjid ini terdengar lebih jelas dibanding dengan masjid berbentuk datar atau kubah. “Inilah keunggulan dari masjid beratap triagle yang banyak tidak diketahui orang,” jelasnya.
Zulfian bersama tim Laboratorium Akustik Fakultas Teknik Unsyiah pernah meneliti di bangunan Masjid Indrapuri ini melalui pendekatan empiris dan simulasi komputer.
Hasil riset ilmiah itu menunjukkan bahwa batas jarak perambahan suara kritis secara alami di masjid ini, mendekati kriteria yang disyaratkan dalam buku ilmu akustik, yakni antara 40-50 milisecond dengan kecepatan suara 344 meter per detik, sehingga jarak perambahan suara alaminya 13,76 hingga 17,12 meter.
Kondisi ini membuat pantulan suara imam atau khatib bisa terdengar jelas walau tanpa menggunakan mikrofon.
Menurutnya, hasil riset ini membuktikan secara ilmiah bahwa desain atap piramida bersusun tiga seperti masjid ini, memiliki karakteristik suara paling baik dibanding dengan bangunan berbentuk kubah atau datar.
(Salman Mardira)