Bersama Musa juga turut ikut istrinya, Inari Konte, 500 pelayan perempuan Istrinya, 500 pembawa berita berpakaian sutra dan bertongkat emas serta kuda dan unta yang membawa emas batangan.
Dia membangun masjid di sepanjang perjalanannya termasuk masjid di Dukurey, Gundam, Direy, Wanko, dan Bako yang sebagian besar masih berdiri sampai sekarang. Diceritakan, ketika dia sampai di Alexandria, Mesir, Mansa Musa menghabiskan begitu banyak uang, memberikan emas pada rakyat miskin, membeli makanan untuk pengikutnya dan membeli suvenir untuk dibawa pulang ke rumah.
Saking banyaknya uang yang dihabiskan di sana, Musa menyebabkan inflasi hebat di Alexandria yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipulihkan. Penguasa Mali itu membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke Mali.
Akhir hidup Mansa Musa I menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah dan pelajar Arab yang mencatat sejarah Mali. Beberapa catatan menyebutkan Mansa Musa I berkuasa selama 25 tahun sampai dia meninggal pada 1332, sementara catatan lain menyatakan sang sultan berniat turun tahta dan menyerahkan sepimpinan Mali kepada putranya Maghan, tetapi dia meninggal tidak lama setelah kembali dari ibadah haji di Makkah pada 1325.
Sedangkan, menurut kesaksian dari sejarawan Arab, Ibnu Khaldun, Mansa Musa masih hidup saat Kota Tlemcen di Aljazair ditaklukkan pada 1337. Ibnu Khaldun mengatakan, Mansa Musa mengirimkan utusan ke Aljazair untuk memberi selamat atas kemenangan yang diraih para penakluk kota.
(Rifa Nadia Nurfuadah)