PYONGYANG – Di tengah memanasnya ketegangan di Semenanjung Korea, muncul kabar tidak sedap dari Korea Utara. Pasalnya ada klaim yang menyebut bahwa para pemuda di Korea Utara dipaksa untuk bergabung ke militer.
Kabar ini menyeruak ketika Korea Utara mengklaim lebih dari 3,4 juta warga secara sukarela mendaftarkan diri menjadi tentara. Namun hal yang berbeda disampaikan oleh media Radio Free Asia.
BACA JUGA: Korut Panggil Pulang Sejumlah Dubesnya, Ada Apa Ya?
BACA JUGA: Wah! Arkeolog Korut Temukan Makam dari Dinasti Kuno
Sebagaimana dikutip dari UPI, Selasa (22/8/2017) para warga Korea Utara tidak mendaftarkan diri secara sukarela melainkan diperintahkan oleh para pejabat untuk menghadiri pertemuan massal. Sumber yang tidak disebutkan namanya di Provinsi Hamgyong Utara membenarkan adanya pertemuan tersebut.
“Perintah darurat yang dikeluarkan dari komiter urusan negara diturunkan ke departemen pertahanan sipil serta komite partai loka dan di setiap wilayah diadakan pengerahan petisi,” ujar sumber itu.
Ia juga mengatakan, di Provinsi Hamgyong anggota komiter partai lokai memerintahkan aliansi pemuda mengadakan kontes petis di Alun-Alun Pohang, Kota Chongjin. Sumber itu menambahkan, pertemuan tersebut diadakan di dekat patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il.
Ia menjelaskan bahwa organisasi yang terlibat dalam pertemuan itu memerintah para pemuda di bawah usia 30 untuk berkumpul dan melaksanakan rapat umum sesuai amanat pemerintah pusat.
Selain para pemuda dari kalangan warga biasa, siswa-siswa dari sekolah menengah elit juga dikerahkan untuk menghadiri pertemuan tersebut. “Pada pertemuan masal itu, para pemuda menggunakan topi hitam berbentuk roti dan sepatu olahraga. Mereka berbaris di lapangan dekat kelas dan menuliskan namanya di petisi kampus,” jelas sumber tersebut.
BACA JUGA: Alhamdulillah! Korut Umumkan Penundaan Serangan Rudal ke Guam
BACA JUGA: Duh! Dibayangi Ancaman Korut, Radio Guam Tak Sengaja Siarkan Peringatan Darurat
Media Daily NK mewawancarai warga Korea Utara yang mengklaim para otoritas di sana memobilisasi para siswa-siswi berusia 15 tahun sembari memperlihatkan suasana perang. Para remaja itu pun disebut dipaksa menandatangani petisi untuk bergabung ke dalam militer Korea Utara.
Media Korea Utara, Rodong Sinmun pada 12 Agustus 2017 pernah memberitakan laporan yang menyatakan bahwa lebih dari 3,4 juta orang terdiri dari dari anggota partai, pekerja serta para pelajar menawarkan diri bergabung dalam militer. Media resmi Partai Pekerja Korea Utara itu menyebut petisi pun dibuat selama tiga hari untuk mengumpulkan para sukarelawan.
(Emirald Julio)