"Kita sebagai orang Palestina perlu memiliki ruang seni yang luas. Masyarakat perlu berkembang melalui film dan dokumenter. Kita perlu hidup seperti manusia lainnya dengan bioskop, ruang publik dan taman," ujar Ziara.
Sekira 2 juta orang kini tinggal di bawah ancaman blokade Israel di Gaza. Upaya untuk kembali membuka bioskop sebelumnya pernah dilakukan pada 1995. Namun, bioskop tersebut berakhir dengan serangan granat oleh kelompok Islam radikal.
Di Gaza, kelompok radikal Hams diketahui memberlakukan pandangan konservatif yang mengharuskan pihak berwenang melaporkan setiap film yang akan diputar. Film tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Hamas sebelum diizinkan tayang.
Meskipun tak ada bioskop di Gaza, masyarakat Palestina sebelumnya tetap bisa menonton film yang ditampilkan di tempat-tempat tertentu seperti rumah warga selama bertahun-tahun. Panitia pemutaran film Ten Years, Ghada Salmi menyatakan, bahwa pemutaran film ini merupakan usaha secara simbolis untuk mengembalikan keberadaan bioskop di Gaza.
Baca Juga: Merdekakan Palestina, Indonesia Tak Bisa Tunggu 50 Tahun Lagi
(Rufki Ade Vinanda)