Pastor Munoz menuturkan, para pengungsi itu mencari pertolongan di seminari sejak pertempuran pecah pada Mei lalu. Sejak itu mereka dirawat oleh pihak gereja dan organisasi kemanusiaan lainnya.
“Di dekat sini ada kelompok militan yang mencegah mereka keluar untuk mencari makanan, air, atau kayu bakar. Jadi mereka benar-benar terkurung di dalam seminari. Mereka mempertaruhkan nyawa jika berkelana keluar,” tukas Pastor Munoz.
Ia menambahkan, para pengungsi butuh untuk segera direlokasi sebab banyak organisasi kemanusiaan yang sudah berhenti beroperasi di area tersebut. Baginya, tidak ada pembedaan atas dasar agama. Siapa saja yang datang dan rentan menjadi korban serangan akan diterima serta dilindungi dengan sepenuh hati.
(Wikanto Arungbudoyo)