Pada Agustus, tujuh tentara terluka parah saat sebuah BMW melaju dan dengan sengaja menabrakkannya ke arah mereka. Serangan itu terjadi hanya berselang empat hari setelah tentara Sentinelle menangkap seorang anak berusia 18 tahun dengan riwayat permasalahan psikologi di Menara Eiffel, setelah ia diduga mengacungkan sebuah pisau dan meneriakkan ‘Allahu Akbar’. Sebelumnya pada April, seorang perwira polisi tewas dalam penembakan di jalan Champs-Elysées.
BACA JUGA: Polisi Prancis Bekuk Delapan Tersangka Truk Teror Nice
Sedangkan pada Juni, seseorang yang diklaim sebagai pendukung ISIS mengemudikan mobil yang berisikan gas ke kendaraan militer di jalan yang sama. Penyerang itu meninggal saat mobil tersebut terbakar, beruntung tidak ada tentara yang terluka. Serangkaian penyerangan tersebut telah menewaskan lebih dari 230 orang di Prancis dalam tiga tahun terakhir.
Pemerintah Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa insiden seperti itu adalah bukti perlunya persetujuan undang-undang keamanan baru yang dikhawatirkan oleh para kritikus dapat melanggar kebebasan dan menempatkan Prancis dalam status darurat permanen. (pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)