PARIS - Seorang pria bersenjatakan pisau menyerang seorang tentara yang sedang berpatroli sebagai bagian dari operasi antiteror di Paris, Prancis. Dilaporkan, penyerangan tersebut tidak menimbulkan korban luka maupun tewas.
Menurut seorang sumber dari pihak kepolisian, penyerangan itu terjadi saat tentara tersebut berada di stasiun metro Chatelet sekira pukul 06.30 waktu setempat. Tentara tersebut dengan cepat melindungi dirinya dan berhasil menaklukkan penyerang tersebut.
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly mengatakan, penyerang yang dapat dikendalikan dengan cepat tersebut adalah ‘bukti profesionalisme’ dan efisiensi tentara dalam misi mereka untuk melindungi warga Prancis.
"Kami tidak tahu tujuan dari si penyerang dan siapa yang ditangkap," katanya, seperti yang dilansir dari The Telegraph, Jumat (15/9/2017).
Insiden tersebut merupakan yang terbaru dari beberapa serangan terhadap tentara yang ditempatkan dalam jumlah besar untuk berpatroli di tempat-tempat rawan teror di Prancis. Pasukan keamanan yang berkeliaran di jalan-jalan Prancis memang menjadi pemandangan yang tak asing lagi setelah negara tersebut menyatakan status darurat pada 15 November 2016. Saat itu, dalam sebuah "perang", ISIS menyerang Paris hingga menewaskan 130 orang.
BACA JUGA: Hendak Lakukan Serangan, Kepolisian Paris Lumpuhkan Pemuda Berpalu
Namun dalam beberapa bulan terakhir, polisi dan tentara yang berpatroli di jalan-jalan di Paris selalu menjadi sasaran serangan.
Pada Agustus, tujuh tentara terluka parah saat sebuah BMW melaju dan dengan sengaja menabrakkannya ke arah mereka. Serangan itu terjadi hanya berselang empat hari setelah tentara Sentinelle menangkap seorang anak berusia 18 tahun dengan riwayat permasalahan psikologi di Menara Eiffel, setelah ia diduga mengacungkan sebuah pisau dan meneriakkan ‘Allahu Akbar’. Sebelumnya pada April, seorang perwira polisi tewas dalam penembakan di jalan Champs-Elysées.
BACA JUGA: Polisi Prancis Bekuk Delapan Tersangka Truk Teror Nice
Sedangkan pada Juni, seseorang yang diklaim sebagai pendukung ISIS mengemudikan mobil yang berisikan gas ke kendaraan militer di jalan yang sama. Penyerang itu meninggal saat mobil tersebut terbakar, beruntung tidak ada tentara yang terluka. Serangkaian penyerangan tersebut telah menewaskan lebih dari 230 orang di Prancis dalam tiga tahun terakhir.
Pemerintah Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa insiden seperti itu adalah bukti perlunya persetujuan undang-undang keamanan baru yang dikhawatirkan oleh para kritikus dapat melanggar kebebasan dan menempatkan Prancis dalam status darurat permanen. (pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)