Pria berusia 45 tahun itu dalam pesannya cenderung menyalahkan Suu Kyi atas kekerasan yang diterima Rohingya. "Apa yang dilakukan Aung San Suu Kyi tidak baik, saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan kekerasan tersebut. Sebagai seorang pemimpin, Suu Kyi telah menyiksa kita dan ia bertanggung jawab atas kekerasan ini," ujar Baser sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa (19/9/2017).
Senada dengan Baser, pengungsi bernama Asma yang tiba di Bangladesh seminggu lalu juga menyesalkan sikap Suu Kyi yang tidak tegas. Perempuan berusia 40 tahun yang kini tinggal di salah satu kamp resmi PBB itu meminta Suu Kyi untuk bisa menerima mereka sebagai Rohingya.
"Kami mempercayai kata-kata Aung San Suu Kyi, tapi ia menyiksa kita dengan menggunakan militer dan polisi. Kelompok-kelompok tersebut menangkap kita, membunuh kita, membakar kita, dan sekarang mereka mengusir kita dari negara kita sendiri. Kami hanya ingin mengatakan kepadanya bahwa ia harus menerima kami sebagai Rohingya. Dan membiarkan kami bebas," terang Asma.
Kemudian, Nurun Nahar yang baru tiba di Bangladesh pada Kamis 14 September lalu meminta Suu Kyi untuk mengembalikan desa mereka. "Kami menuntut Aung San Suu Kyi untuk mengembalikan kami ke negara kami, desa kami, dan rumah kami. Ia tidak berhak membuat kami dalam situasi seperti ini. Ia harus membiarkan kami hidup dalam damai, dan berjanji untuk tidak memulai kekerasan lagi di masa depan," kata perempuan berusia 45 tahun itu.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Diklaim Terancam Nyawanya, Kok Bisa?