BACA JUGA: Dengan Bantuan Trump, Presiden Palestina Optimis Bisa Berdamai dengan Israel
"Ini sunggu sebuah kehormatan yang luar biasa, karena dia bisa menjadi teman saya. Dia menjalankan bagian dari dunia yang sangat sulit. Dia sangat terlibat, sangat kuat, dan terus terang, dia mendapat nilai yang sangat tinggi. Dan dia juga sangat bekerja keras untuk AS," ungkap Erdoga, dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (22/9/2017).
Sekadar diketahui, Turki, Irak, dan Iran mendesak agar wilayah Kurdistan menghentikan rencana referendumnya untuk merdeka. Ketiga negara tersebut mengklaim siap mengambil langkah perlawanan terhadap rencana referendum tersebut.
Sebagaimana dikutip dari The New Arab, Menteri Luar Negeri Turki, Irak, dan Iran mengadakan pertemuan trilateral pada Rabu 20 September 2017. Pertemuan langka itu diadakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
BACA JUGA: Kompak! Turki, Irak dan Iran Siap "Lawan" Referendum Kurdi