ERBIL/PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron menghubungi Pemimpin Daerah Kurdi (KRG) Masoud Barzani via telefon untuk menunda referendum kontroversial pada regional Kurdi yang rencananya dilakukan pada 25 September.
Dalam percakapan lewat telefon tersebut, kedua pemimpin itu membahas ‘peran penting’ yang dimainkan oleh pasukan Peshmerga Kurdi dalam pertempuran yang sedang berlangsung melawan Daesh (ISIS) di Irak, menurut sebuah laporan dari kantor Barzani, dilansir dari AA, Jumat (22/9/2017).
Sehubungan dengan referendum tersebut, Presiden Macron menekankan dukungan Prancis baik untuk hak-hak orang Kurdi dalam piagam nasional Irak dan pemeliharaan integritas teritorial Irak.
Barzani tetap menegaskan kepada Macron bahwa referendum akan diadakan sesuai rencana, sementara juga menekankan kesiapan Irak untuk mengadakan dialog dengan Baghdad setelah pemilihan tersebut.
Sekadar diketahui, Wakil Presiden Irak Nouri al-Maliki menyebut kemerdekaan Kurdi di negaranya berarti membiarkan kemunculan Israel kedua. Maliki menegaskan, Baghdad tidak akan membiarkan referendum kemerdekaan Kurdi berjalan.