Ia menerangkan, mahasiswa yang pernah tinggal di rumah kawasan Kwitang tersebut adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi, Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana. Selanjutnya, merekalah yang menjadi tokoh pergerakan di momen 28 Oktober.
Kemudian pada 1927, jelas Bakti, Gedung Kramat 106 digunakan berbagai organisasi pemuda untuk melakukan pergerakan. Ir Soekarno dan tokoh-tokoh negara lainnya sering hadir di sana. Mereka biasanya membicarakan format perjuangan dengan para penghuni rumah kontrakan ini.
Dijelaskan, di Gedung Kramat 106 pernah diadakan Kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Rumah tersebut juga jadi sekretariat PPPI dan Majalah Indonesia Raja yang diluncurkan mereka.