Untuk itu, dia mengimbau pada setiap pengunjung untuk berdoa terlebih dahulu ketika memasuki Lawang Sewu dan mematuhi petunjuk pemandu. “Jangan mentang-mentang punya ‘pegangan’ terus seenaknya. Kalau seperti itu bisa kena sendiri, akan merasa panas, tertolak lah mereka,” cetusnya seraya melayani pelanggan.
Penuturan serupa disampaikan Bowo, penjual kopi yang juga mangkal di depan Lawang Sewu. Menurutnya, setiap bangunan terlebih gedung tua dihuni oleh makluk halus. Apalagi, Lawang Sewu merupakan bangunan peninggalan Belanda dan memiliki ruang penjara bawah tanah.
“Ini kan saksi pertempuran lima hari di Semarang. Jadi bisa saja banyak yang terbunuh baik pejuang kita, warga Belanda, tentara Jepang. Jadi ya jangan sembarangan. Tetap hormati tempat-tempat seperti ini,” ujar pria berambut dan berjenggot putih itu.
Dia mengatakan, pengunjung yang tak mengindahkan peringatan pemandu bakal kena batunya seperti kerasukan. Meski saat di lokasi masih terlihat biasa, namun ketika pulang akan menunjukkan gejala-gejala kesurupan seperti berteriak-teriak ketakutan.
“Dulu ada yang kesurupan. Dia sudah pergi bersama rombongannya, lalu mungkin kok sikapnya aneh dan dibawa lagi ke sini (Lawang Sewu) baru bisa sembuh. Bisa jadi itu diikuti oleh penunggunya sini. Tapi itu tergantung pada sugesti dan kepercayaan masing-masing,” lugasnya.