Sebagian besar rakyat Madagaskar juga tampaknya tidak terlalu peduli pada seriusnya wabah yang melanda negara itu dan mempertanyakan tradisi Famadihana. Bahkan, beberapa menganggap wabah yang dikhawatirkan pemerintah hanyalah sebuah kebohongan.
“Saya akan selalu mempraktekkan pergantian tulang nenek moyang saya, ada wabah atau tidak. Wabah itu adalah kebohongan, “ kata Josephine Ralisiarisoa sealah seorang peserta Famadihana.
"Pemerintah yang berkuasa kekurangan uang untuk pemilihan presiden berikutnya, jadi mereka mencari sesuatu untuk mendapatkan uang dari kreditur. Saya telah mengikuti setidaknya 15 upacara Famadihana dalam hidup saya dan tidak pernah terjangkit wabah itu," tambahnya.
Tradisi unik Famadihana berasal dari komunitas yang tinggal di dataran tinggi Madagaskar dan menarik kedatangan banyak orang yang ingin menghormati orang-orang yang telah meninggal dan keinginan mereka selama hidup, pada musim dingin.
Sebagai ritual adat, Famadihana bisa mengejutkan bagi sebagian orang. Tetapi bagi mereka yang ambil bagian dalam ritus ini. Famadihana adalah perayaan intens yang disertai dengan musik, tarian dan nyanyian, yang didorong oleh minuman beralkohol.
(Rahman Asmardika)