TEHERAN – Pemerintah Iran telah menghentikan operasi penyelamatan di daerah-daerah yang terkena dampak gempa bumi dahsyat di perbatasan Iran-Irak. Laporan terakhir menyebutkan setidaknya 450 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka akibat gempa.
"Operasi penyelamatan di provinsi Kermanshah telah berakhir," kata Kepala Badan Medis Darurat Iran, Pir-Hossein Kolivand sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (14/11/2017).
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter (SR) mengguncang desa dan kota di wilayah pegunungan di Provinsi Kermansyah yang berbatasan dengan Irak. Gempa terjadi di saat warga sedang tertidur lelap menyebabkan banyaknya jumlah korban.
Ribuan warga di daerah tersebut terpaksa mendirikan tenda-tenda darurat dan bermalam di luar rumah karena khawatir akan gempa susulan. Namun, kurangnya jumlah tenda membuat warga, terutama di wilayah yang terkena dampak paling parah menderita karena dinginnya udara malam dan dikhawatirkan akan menyebabkan jatuhnya lebih banyak korban.
"Lebih banyak orang akan mati karena kedinginan. Keluarga saya tinggal di sebuah desa dekat Sarpol-e Zahab. Aku bahkan tidak bisa pergi ke sana. Saya tidak tahu apakah mereka sudah mati atau masih hidup," kata Rojan Meshkat, seorang pria di Kota Sanandaj, Kurdistan.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan dukacita mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Dia mendesak agar seluruh pejabat Iran dan angkatan bersenjata untuk memaksimalkan upaya membantu para korban, terutama yang terjebak di reruntuhan.