TEHERAN - Sekira 10 ribu warga Iran dilaporkan harus menghabiskan malam di udara terbuka dan beratapkan langit pasca-guncangan gempa. Sebagaimana diketahui, gempa berkekuatan 7,3 skala richter (SR)mengguncang wilayah perbatasan antara Iran dan Irak hingga menewaskan 450 orang.
Gempa yang terjadi di Provinsi Kermanshah dan Kurdistan, Irak Barat itu, disebut-sebut sebagai gempa paling mematikan di dunia sepanjang tahun ini. Sayangnya operasi penyelamatan dan pencarian gempa yang melukai sekira 7.370 orang tersebut telah resmi dihentikan. Namun pemerintah menegaskan, distribusi bantuan terus berjalan.
BACA JUGA: Kunjungi Wilayah Terdampak Gempa, Presiden Rouhani Janji Percepat Upaya Pemulihan
Presiden Iran, Hassan Rouhani sendiri telah mengunjungi Provinsi Kermanshah pada hari ini atau pada Selasa 14 November waktu setempat. Dalam kunjungannya itu, Presiden Rouhani mengaskan bahwa pemerintah akan bergerak cepat untuk membantu orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
"Saya ingin meyakinkan mereka yang menjadi korban bencana bahwa pemerintah telah melakukan segala upaya dan berjuang untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin," ujar Rouhani sebagaimana dilansir dari Strait Times, Selasa (14/11/2017).
Rouhani menambahkan, seluruh bantuan akan disalurkan melalui Housing Foundation yaitu salah satu badan amal yang dibentuk setelah revolusi Islam pada 1979. Berdasarkan keterangan Kepala Garda Revolusi elit, Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari, keperluan paling mendesak bagi para korban selamat saat ini adalah tenda, air bersih dan makanan.
BACA JUGA: Korban Tewas Gempa di Iran-Irak Sentuh 450 Orang, Khamenei Minta Upaya Penyelamatan Dimaksimalkan
Sebagian besar korban tewas berasal dari Iran sementara di Irak diketahui tak jatuh banyak korban karena memang wilayah tersebut tak memiliki banyak penduduk. Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Irak, hanya terdapat 8 korban tewas di negaranya dan angka ini tentunya sangat jauh dibandingkan Iran. Sementara korban luka mencapai ratusan.
Namun keterangan berbeda didapatkan dari Palang Merah Irak yang menyebutkan, korban tewas mencapai 9 orang. Seorang pejabat Irak yang tak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pemerintah telah mendirikan kamp bantuan untuk para pengungsi berupa 22 ribu tenda. Pemerintah juga mengirimkan 52 ribu selimut dan beberapa ton makanan serta air bersih ke wilayah terdampak gempa.
Tiga puluh tim Palang Merah Irak juga telah dikirim ke wilayah itu bersama dengan ratusan ambulans dan helikopter militer. Sebelum Presiden Rouhani bertandang ke Provinsi Kermanshah, sejumlah pejabat mengumumkan bahwa semua jalan di sana telah dibuka kembali meskipun terdapat kota yang gelap gulita karena aliran listrik terputus.
Pemerintah Iran juga rencananya akan membangun 20 ribu rumah bagi warga korban gempa.
Follow Berita Okezone di Google News
(rav)