JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berencana mengakui Yerusalem atau Al Aqsha sebagai ibu kota Israel. Hal tersebut membuat Arya Sandhiyudha, pengamat politik internasional, memberikan pandangannya. Ia mengatakan bahwa jika Indonesia ikut mendukung hal tersebut, maka berpengaruh dengan usaha Indonesia dalam upaya kemerdekaan Palestina.
"Apabila ini benar terjadi maka akan menjadi kemunduran luar biasa bagi upaya kemerdekaan Palestina. Indonesia, tidak patut bungkam sebab telah menjadi fatsoen kita untuk terus berdiri menantang penjajahan Israel. Sebagaimana founding father kita telah gaungkan dan tanamkan," ungkap Arya Sandhiyuta melalui rilis yang diterima Okezone, Selasa (5/12/2017).
BACA JUGA: Indonesia Diminta Akui Yerusalem Ibu Kota Palestina
"Perkembangan ini jelas dalam perspektif Indonesia sangat memprihatinkan. Adanya laporan bahwa AS bersiap untuk mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menjadi kesalahan fatal dan bertentangan dengan kesepakatan internasional, resolusi PBB, dan fakta sejarah," tambahnya.
BACA JUGA: Trump Belum Memutuskan untuk Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Direktur Eksekutif MaCDIS ini juga menyatakan bahwa langkah AS dalam mendukung Yerusalem menjadi ibu kota Israel dinilai akan merusak semua upaya perdamaian dan memicu ketegangan serta konflik baru. Oleh karena itu, Indonesia harus mendesak pemerintah AS agar segera menghindari kesalahan ini. Mempertahankan status quo Yerusalem dan Haram al-Sharif sebagai milik bersama secara internasional sangat penting bagi semua pihak juga demi keberlangsungan perdamaian bagi anak segala bangsa.