JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai terdapat tiga faktor yang dapat menentukan suksesnya suatu pilkada dan pemilu mendatang. Hal pertama seperti adanya tingkat partisipsi politik yang meningkat.
"2015 Pilkada Serentak diikuti 70% masyarakat Indonesia yang punya hak pilih. 2016 sampai 2017 mencapai 74% partispasinya. Target KPU dan pemerintah pada pilkada tahun depan harus mencapai minimal 78% sehingga memasuki pileg dan pilpres insya Allah bisa mencapai 80% lebih," ucap Tjahjo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Kedua, lanjut Tjahjo, yakni membangun konteks demokrasi tanpa adanya politik uang. Ia pun berharap, aparat terkait bisa menindak peserta Pemilu 2019 atau Pilkada 2018 yang nantinya menggunakan praktik politik uang.
"Suksenya pilkada dan pileg membangun konteks demokrasi ini tidak ada politik uang, makanya UU berikan kewenangan yang lebih kepada Bawaslu untuk menindak pasangan calon, perorangan yang mengunakan politik uang harus ada tindakan yang tegas," paparnya.
(Baca Juga: Bawaslu dan Polri Harus Petakan Potensi Rawan Pilkada)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menambahkan, kunci sukses ketiga yakni terkait dengan para yang akan ikut dalam pilkada atau pemilu haruslah bertarung dengan adu program atau konsep guna membangun daerah, bukanlah kampanye yang berujar SARA dan fitnah.
"Karena pilkada memilih pemimpin daerah dalam upaya mencari tokoh yang amanah yang mampu membangun demi kemaslahatan dan daerah. Kita harus tegas melawan kampanye yang berujar kebencian berujar SARA fitnah. Ini yang kami akan minta tegas pada Panwaslu, Bawaslu kepolisian untuk menghindari kampanye itu," tegas Tjahjo.