DEPOK – Wacana pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Palangkaraya terus berhembus. Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki luas wilayah 2.400 meter persegi itu pun terus mempersiapkan diri. Salah satunya dengan menggandeng Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Kota Depok, Jawa Barat.
Wakil Direktur Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum Program Vokasi UI, Anthony Sihombing mengatakan, pemindahan ibu kota akan memberikan dampak positif bagi masyarakat asli daerah. Itu karena tentunya wilayah yang menjadi Ibu Kota baru itu nantinya mengalami kemajuan pesat dibidang tata kota, infrastruktur, hingga ekonomi.
“Palangkaraya sangat strategis bagi Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, rencana pemindahan Ibu Kota ini akan mendukung program pemerintah membangun Indonesia Tengah dan Timur,” ungkap pria yang juga Ahli Arsitektur Perkotaan ini di Depok, Rabu (13/12/2017).
Ia menambahkan, dari kajian makro optimasi ruang yang telah dilakukan, Palangkaraya sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai ibu kota negara.
“Latar belakang sejarah menunjukkan Palangkaraya sudah pernah tiga kali diusulkan dan dikaji sebagai ibu kota RI oleh tiga Presiden yang berbeda, yakni Soekarno, SBY, dan Jokowi. Demikian juga jika ditinjau dari segi letak di tengah-tengah negara kepulauan Indonesia yang strategis. Secara luas lahan, Palangkaraya empat kali lebih luas dari Pulau Jawa sehingga masih sangat besar peluang dalam perencanaan dan perancangan ruang kota. Penetapan Palangkaraya sebagai ibu kota otomatis akan memperbaiki kualitas lingkungan Kalimantan seperti hutan tropis dan air," bebernya.
(Baca Juga: Mengenal Kotabaru Kalsel, Bakal Calon Ibu Kota RI yang Baru)
Keseriusan juga, kata dia, ditunjukkan Pemerintah Kota Palangkaraya yang menggandeng Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia dengan menggelar seminar nasional bertajuk ‘Pemindahan Ibu Kota Negara, Pengaruh Kebijakan dan Masa Depan Indonesia’.