Presiden Jokowi, mengatakan, pembangunan Trans Papua dilakukan untuk menghilangkan disparitas harga yang tinggi, terutama harga kebutuhan barang pokok dan harga BBM di Papua yang selama ini didatangkan dari Jayapura melalui udara. Dengan rampungnya Trans Papua diharapkan kesenjangan harga dapat terus ditekan.
Disisi lain, kehadiran jalan Trans Papua juga ternyata membuka potensi perekonomian lokal, terutama potensi pariwisata yang selama tersembunyi. Kawasan yang dulunya sangat sulit dijangkau seperti dari Ayawasi di Kabupaten Maybrat menuju jalur jalan Petik Bintang kini sudah terbuka
Terbukanya jalur ini menjadi pemicu pengembangan potensi pariwisata yang mempesona para pelintas. Sementara untuk target pembangunan jembatan sepanjang 29.859 m, sudah terbangun hingga Oktober 2017 sepanjang 25.149 m.
Sistem Penyedian Air Minum (SPAM)
Untuk mendukung ketahanan air dan pangan, dalam kurun 3 tahun (2015-2017), tercatat Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA telah memulai membangun 39 bendungan, dimana 30 bendungan diantaranya adalah bendungan yang mulai dibangun antara tahun 2015-2017.
Sementara untuk bendungan yang telah selesai hingga akhir 2017 adalah 9 bendungan yaitu Bendungan Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jatim), Nipah (Jatim), Titab (Bali), Paya Seunara (Aceh), dan Teritib (Kaltim), Raknamo (NTT ) dan Tanju di NTB, kapasitas tampungan sebesar 979,5 juta meter kubik (m3). Pembangunan 39 bendungan tersebut diproyeksikan dapat menambah jumlah tampungan air untuk keperluan irigasi dengan total volume sebesar 1.031 juta meter kubik untuk mengairi lahan irigasi sebesar 98.084 hektar. Selain untuk keperluan irigasi, pembangunan 39 bendungan dengan total biaya sekitar Rp 9,8 triliun tersebut juga diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 5 meter kubik per detik, memenuhi kebutuhan listrik sebesar 112 megawatt.
Perumahan dan Permukiman