TEL AVIV – Seorang anggota Parlemen Israel yang menumpang bus dari Jalur Gaza terlihat memaki seorang perempuan Palestina yang akan mengunjungi anaknya yang dipenjara di Negara Zionis. Anggot parlemen bernama Oren Hazan itu berteriak dan menyebut anak dari ibu itu sebagai seekor “anjing”.
BACA JUGA: Ini 4 Konflik Perebutan Wilayah di Dunia
“Anak Anda adalah anjing. Dia Anjing. Anda datang untuk mengunjungi bajingan yang mendekam di penjara, yang Anda sebut sebagai anggota keluarga,” kata Hazan sebagaimana dilansir RT, Rabu (27/12/2017).
"Saya adalah anggota Knesset [parlemen Israel]," katanya Oren. "Saya akan memastikan bahwa Anda tidak diizinkan untuk berkunjung ke sini lagi" karena teman Anda di Gaza menahan saudara kami,” tambahnya. Tidak hanya itu, anggota partai Likud Israel tersebut juga melontarkan ancaman pembunuhan kepada perempuan itu.
Hazan dilaporkan naik ke dalam bus yang membawa keluarga Palestina ke penjara Nafha yang terletak di sebuah gurun di selatan Israel. Penjara tersebut merupakan tahanan bagi banyak warga Palestina yang dituduh melakukan tindakan anti-Israel.
Bus itu dikawal oleh para pekerja dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang mengutuk aksi Hazan tersebut. Menurut Palang Merah, Israel wajib menjamin keselamatan dan harga diri warga Palestina yang mengunjungi keluarganya di penjara.
“Keluarga memiliki hak untuk mengunjungi orang yang mereka cintai dengan cara yang bermartabat. Adalah tanggung jawab pihak berwenang untuk memastikan bahwa kunjungan berlangsung dengan aman dan tanpa gangguan," kata Juru Bicara ICRC, Suhair Zakkout.
BACA JUGA: Lagi, Seorang Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel
Ini bukan pertama kalinya Hazan menimbulkan kontroversi dengan aksi dan pernyataannya. Pada bulan Juli, dia memasang sebuah video di Facebook yang mengancam untuk "mengeksekusi" seluruh keluarga seorang warga Palestina yang menewaskan tiga orang Israel di Tepi Barat yang diduduki. Dia juga pernah menyatakan akan melakukan adu tinju dengan anggota parlemen Yordania di perbatasan kedua negara.
(Rahman Asmardika)