BANDUNG - Partai Golkar akan mengusung Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat 2017. Posisi Dedi pun fleksibel, alias bisa jadi calon gubernur atau calon wakil gubernur.
Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi terus menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol, tujuannya untuk membuka kemungkinan berkoalisi. Soal dengan partai mana Golkar akan berkoalisi, termasuk sosok yang akan mendampinginya, Dedi tidak berbicara banyak. Yang pasti, ada berbagai pertimbangan yang akan dibahas di koalisi.
"Kalau bicara komposisi, ada perhitungan-perhitungannya, elektabilitas, popularitas, aspek-aspek politik lain, dan apa sih yang dikehendaki rakyat Jawa Barat saat ini," kata Dedi di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (27/12/2017).
Ia pun memberikan kode, kandidat yang diusung Golkar bersama koalisi harus disukai dan diinginkan masyarakat. "Kalau kita memaksakan koalisi dengan memaksakan orang yang tidak disukai publik, kan kontraproduktif, sehingga di situ perlu kesetaraan," ungkapnya.
(Baca juga: Golkar Serahkan SK Penugasan di Pilgub Jabar ke Dedi Mulyadi)
Yang paling penting, lanjut Dedi, saat ini Golkar akan berusaha menjalin koalisi. Dalam koalisi itu, akan dikedepankan kebersamaan dan komitmen untuk kerjasama dan penentuan cagub-cawagub. "Kita kan tidak dulu bicara nama orang, kan kerjasamanya kerjasama partai. Setelah kerjasama partai (terwujud), siapa sih yang cocok untuk dipasangkan, pasangan itu disukai publik atau enggak, itu yang penting," jelas Dedi.
Selain disukai publik, koalisi akan mengusung kandidat yang berpotensi menang. "Kan koalisinya harus koalisi menang. Dengan siapapun, prinsipnya harus (menang)," tegasnya.
(Qur'anul Hidayat)