Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Teror Novel Baswedan dan Pelakunya yang Masih Misteri

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Kamis, 28 Desember 2017 |08:00 WIB
Teror Novel Baswedan dan Pelakunya yang Masih Misteri
Novel Baswedan. Foto Antara/Monalisa
A
A
A

Novel semenjak dirawat di Singapura tak pernah mengeluarkan pernyataan. Ia hanya menjelaskan perkembangan matanya. Itu pun disampaikan melalui keluarga.

Baru pada 15 Juni, Novel mengungkapkan bahwa ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.

"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel ketika diwawancara majalah Times.

Tak sampai sebulan usai Novel membeberkan ada peran jenderal, polisi membuat sketsa wajah satu dari dua terduga pelaku.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, sketsa dibuat berdasarkan dua orang yang melihat orang mencurigakan di masjid dekat rumah Novel. Orang itu diduga kuat pengendara motor yang terlibat penyiraman air keras kepada Novel.

Ini Dia Sketsa Wajah Pelaku Penyerang Novel Baswedan

Pelaku berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 35 tahun, dengan tinggi badan kurang lebih 167 cm. Pelaku memiliki wajah bulat dengan kulit sawo matang dan berambut ikal keriting pendek.

Pengungkapan sketsa berujung pemanggilan Tito oleh Presiden Joko Widodo. Pada pertemuan itu, Tito menjelaskan bahwa Tim pencari fakta belum diperlukan karena kepolisian masih dipercaya oleh Presiden untuk menangani kasus ini sampai tuntas.

Kepolisian kemudian bergerak untuk mewawancari Novel di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura. Namun, dalam wawancara itu, Novel menolak untuk mengungkap siapa jenderal polisi yang diduga memiliki peran dalam kasus penyiraman air keras.

Novel menyatakan hanya membuka nama sang jenderal kepada suatu tim gabungan pencari fakta.

"Yang bersangkutan sudah saya tanya, jawabannya ‘belum saatnya saya sampaikan,’" kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Prabowo Yuwono, awal Agustus 2017.

Novel dilaporkan

Masih di bulan Agustus, Novel kembali berurusan penyidik. Muasalnya karena surel yang dikirimkannya kepada Direktur Penyidikan (Dirdik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjen Aris Budiman, dinilai si penerima telah melewati batas dan cenderung fitnah.

Aris mengatakan, ‎”Pada saat itu terjadi dikirimkan email kepada saya. Saya baca, saya sangat tersinggung. Tentu saya marah, merasa terhina, tapi saya berusaha tenang.”

Ia kemudian menindaklanjuti masalah ini kepada pimpinannya. Namun demikian, tidak ada respon positif dari pimpinan KPK terhadap laporannya itu. Kasus ini kemudian menguap karena inisiasi dari pimpinan KPK.

Novel kemudian dipolisikan kembali dengan tuduhan pencemaran nama baik. Kali ini laporan itu dilayangkan Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim Polri sekaligus mantan penyidik KPK, Kombes Erwanto Kurniadi.

"Iya betul, ada laporan dari yang bersangkutan (Erwanto Kurniadi) masuk ke kita," jelas Argo medio September. 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement