Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan militan Abu Sayyaf bagaikan Robin Hood. Sebab, kelompok bersenjata itu menyandera orang kemudian meminta uang tebusan. Lalu, uang tebusan tersebut dibagikan ke orang miskin.
"Sandera ini di tangan Abu Sayyaf atau faksi lebih kecil lagi. Seperti di Marawi kemarin, seperti di selatan lagi. Kalau itu memang kerjanya sandera, karena itu Robin Hood. Dia menyandera, orang bayar. Terus dia bagi ke orang miskin. Jadi itu tradisi lama," ujar Kalla.
Selain berbicara soal sandera, MILF juga berdiskusi dengan Kalla perihal perdamaian di Filipina. MILF menilai Wakil Kepala Negara Indonesia memiliki pengalaman yang sangat baik dalam mewujudkan perdamaian di Aceh dan Papua. Pasalnya, konflik bersenjata di Filipina juga hampir serupa dengan di Indonesia.
"Kami datang ke Indonesia untuk belajar dari pengalaman pemerintah Indonesia khususnya menangani di Aceh, yang mengalami situasi yang sama," jelas Murad.
Dia menambahkan, Indonesia dinilai sukses dalam menciptakan perdamaian. Karenanya, sebelum menemui Kalla, delegasi MILF juga menyambangi Aceh dan bertemu Wali Nangroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar untuk belajar hal serupa tentang perdamaian.