Diakui Siti, beras dengan kualitas premium sangat jarang ia konsumsi. Penghasilan keluarga yang tidak seberapa menjadikan dia terpaksa mengkonsumsi beras sejahtera dalam setiap bulannya.
"Terpaksa nunggu raskin (sekarang rastra). Kalau beras bagus gak kebeli, uangnya gak cukup," ujarnya.
Keluhan mereka terjawab dengan solusi jangka panjang yang diberikan oleh calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Menurut dia, pola distribusi padi maupun beras dan pola pengupahan harus segera diubah.
Selama ini, kata Dedi, upah buruh mulai dari penanaman, pengangkutan dan penjemuran padi telah menjadikan biaya produksi membengkak. Ditambah, distribusi padi dan beras ke kota kemudian dikembalikan lagi ke desa semakin menambah pembengkakan biaya tersebut.