"Alur ini harus segera dibenahi. Masa sih, di daerah penghasil beras, kok berasnya mahal terus," katanya.
Karena itu, lanjut dia, sistem pengupahan buruh tadi tidak boleh lagi berbasis uang tetapi harus berbasis bagi hasil panen. Ini untuk mempermudah para buruh tani menikmati hasil keringat mereka sendiri sehingga mereka tidak perlu membeli beras di pasar.
Lebih jauh, pemerintah harus melakukan pemetaan kebutuhan beras di sebuah daerah. Dedi menekankan, beras tidak boleh keluar dari daerah penghasil sebelum kebutuhan daerah tersebut terpenuhi.
"Misalnya ada gabah 1.000 ton, simpan dulu di daerah penghasil, dihitung berapa kebutuhan daerah itu, jangan dibawa dulu ke kota. Harga beras jadi mahal itu karena distribusi yang sangat panjang," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)