"Dalam pertemuan itu BBKSDA meminta bantuan sniper dari Polri dan TNI," ucapnya.
Dia mengatakan bahwa penanganan kasus Bonita akan dilakukan dengan terpadu. "Tim terpadu itu ada dari Pemkab, polisi, TNI, BBKSDA dan warga," ucapnya.
Seperti diketahui Bonita menyerang karyawati PT THIP bernama Jumiati (33) pada 3 Januari 2018 di Pelangiran, Inhil. Kemudian pada 10 Maret 2018, harimau Sumatera itu kembali menyerang warga. Korbannya adalah Yusri (34) juga di Pelangiran.
(Rapat tim terpadu memutuskan untuk melumpuhkan harimau Bonita. Foto: Ist)