Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

8 Fakta Dibalik Siswi Bunuh Diri di Blitar, Nomor 4 Bikin Geleng-Geleng

Avirista Midaada , Jurnalis-Kamis, 31 Mei 2018 |09:04 WIB
8 Fakta Dibalik Siswi Bunuh Diri di Blitar, Nomor 4 <i>Bikin</i> Geleng-Geleng
Ilustrasi
A
A
A

BLITAR - Meninggalnya siswi lulusan SMP berinisial EPA (16) di kamar kosnya di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar, dengan kondisi menggantung diri di pintu kamar kos, menggegerkan warga setempat. Selain karena meninggalnya yang tak wajar, ada beberapa fakta yang terungkap sebelum EPA mengakhiri hidup. Berikut fakta-fakta EPA meninggal dunia

1. Sejak Awal SMP Sudah {Ngekos}

EPA merupakan siswi SMPN 1 Kota Blitar yang berasal dari luar Kota Blitar, tepatnya dari Kelurahan Srengat, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

Sejak lulus SD ia memutuskan untuk ‘merantau’ ke Kota Blitar dan ngekos di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar.

(Baca Juga: Siswi SMP di Blitar yang Bunuh Diri Tinggalkan 4 Surat Wasiat, Isinya Bikin Merinding)

Sejak berada di kosnya, sang pengasuh yang bernama Mariani atau yang akrab EPA sapa Maklek turut menemaninya satu kos.

Sementara orang tuanya tinggal di rumahnya di Kelurahan Srengat, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

2. Dikenal Cerdas dan Pendiam

Selama bersekolah di SMPN 1 Kota Blitar, EPA tergolong murid yang pendiam namun termasuk pandai di mata guru-guru dan temannya.

Sebagaimana diungkapkan Kepala SMPN 1 Kota Blitar, Kateman, EPA merupakan siswi SMP yang baru lulus tahun ini. Ia mendapat predikat kelulusan cukup bagus dengan nilai ujian nasional 359,0 dan menduduki peringkat 30 di sekolahnya.

Rata-rata EPA mendapat nilai 89 dalam ujian nasional.

Bahkan selama bersekolah, korban terkenal siswi berprestasi dengan kerap mendapat peringkat di kelasnya dan tak pernah ada masalah dengan pihak sekolah.

3. Minta Dibelikan Nasi Bungkus Gantung Diri


Sebelum ditemukan meninggal dunia menggantung, EPA sempat meminta Mariani membelikan nasi bungkus saat siang hari. Namun karena bulan Ramadan, banyak warung yang tutup di siang hari.

Setelah mendapatkan nasi bungkus yang diminta EPA. Mariani bermaksud pulang dan menyerahkan nasi tersebut. Namun betapa kagetnya ketika saat tiba di kamar kos, ia melihat EPA sudah tewas menggantung di pintu kamar kos.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement