"Jadi tidak usah saling menyalahkan. Sedimentisi Sungai Lariang ini sudah sangat parah, jadi perlu mungkin pemerintah pusat melalui Balai memikirkan upaya pengerukan sungai dari muara hingga sejauh mungkin ke hulu. Kami dan Pemkab Pasangkayu juga akan memikirkan penghijauan disepanjang bantaran sungai, untuk penguatan tebing sungai," ungkap Ali Baal.
Sementara itu, Kepala Satker OP dan Bencana BWS Sulawesi III, Wayan Karnaya, mengaku tidak bisa melakukan upaya penanggulangan darurat di sana. Menurutnya, upaya normalisasi Sungai Lariang tidak bisa dilakukan secara parsial. Melainkan harus melalui kajian mendalam agar menyentuh akar permasalahan.
"Berbicara sungai ini tidak bicara spot-spot, tapi berbicara satu kesatuan dari hilir hingga ke hulu. Penanganannya juga tidak bisa seperti yang dilihat sekarang, karena ini hanya menyembuhkan di mana lukanya. Sumber penyebabnya ini adalah kita harus mengalihkan aliran sungai. Mengenai jalan aliran yang akan dibuat perlu pengkajian dengan beberapa instasi terkait," jelasnya.
Mengenai kapan pengerjaan pengalihan arus sungai ini, ia masih enggan memastikan. Namun, kata dia akan diupayakan secepat mungkin. Sedangkan anggaran yang dibutuhkan ditaksir mencapai lebih dari Rp10 miliar.
(Rizka Diputra)