JAKARTA – Sebanyak 16 pasangan calon (Paslon) kepala daerah dan wakil kepala daerah melawan kotak kosong dalam Pilkada Serentak 2018. Fenomena itu terjadi ditenggarai lantaran di tahun 2019 akan menggelar pesta demokrasi yang lebih besar, yaitu Pilpres dan Pileg.
Sehingga, banyak partai politik ogah mencalonkan kadernya untuk berkompetisi dengan para petahana yang memiliki nilai elektabilitas tinggi.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini membeberkan alasan parpol yang lebih mendukung petahana, ketimbang mencalonkan kadernya untuk bertarung di Pilkada. Sebab, mereka sudah mengetahui hasilnya, yaitu akan menelan kekalahan, sehingga partai lebih memilih untuk menyimpan dananya menyongsong Pemilu 2019 mendatang.
“Jadi lebih baik dananya disimpan untuk kepentingan pemilu 2019. Ini sangat mempramagtisme politik,” kata Titi saat dihubungi Okezone, Minggu (1/7/2018).