Masyarakat Prihatin ketimbang Saling Menyalahkan
Penjelasan Dodo Sudrajat, koordinator penerangan sosial dan budaya KBRI di Bangkok, kepada BBC News Indonesia.
Upaya penyelamatan belasan remaja Thailand yang terperangkap dalam gua yang mendapat perhatian masyarakat itu otomatis mendapat perhatian dari Raja Thailand.
Raja Thailand mengajak rakyatnya untuk berdoa bersama agar belasan remaja yang terjebak dalam gua itu selamat.
Peristiwa ini juga mendapat peliputan luar biasa dari media daring, cetak, atau televisi, sehingga masyarakat merasakan kesedihannya.
Sebelum ditemukan, masyarakat Thailand waswas, karena sudah begitu lama terperangkap. Lalu saat sudah ditemukan dalam kondisi selamat, semua gembira.
Pemerintah Thailand juga melibatkan sekira 1.000 orang, termasuk dari luar negeri, dalam proses penyelamatan para remaja ini.
Tindakan tersebut menjadi bukti betapa seriusnya otoritas Thailand, apalagi media sangat antusias meliput proses penyelamatan ini.
Semua pihak selalu mengikuti pemberitaannya karena mereka khawatir terhadap nasib belasan siswa tersebut dan pemberitaan gencar mendorong otoritas berusaha maksimal untuk menemukan mereka.
Masyarakat Thailand secara umum bersimpati karena upaya pencarian yang dilakukan pemerintah Thailand sangat serius, termasuk dengan melibatkan tenaga ahli dari negara lain.
Kemudian hal yang menarik, masyarakat petani yang tinggal di sekitar gua merelakan sawahnya menjadi tempat penampungan air yang disedot dari dalam gua walau sawahnya menjadi rusak karena kebanyakan air.
Tidak seperti di Indonesia yang terbiasa saling mengkritik, orang-orang di Thailand lebih fokus pada keprihatinan dan mendoakan agar proses penyelamatan berjalan lancar.
Jadi, bukan saling menyalahkan terkait keputusan sang pelatih yang membawa belasan anak melakukan perjalanan ke dalam gua. Hal itu tidak mendapat sorotan.