Pangkal persoalan antara Presiden Trump dan Presiden Rouhani adalah keputusan Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir yang membatasi kegiatan nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sejumlah sanksi internasional.
Setelah mundur dari kesepakatan itu, Washington kini bersiap-siap memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran dalam beberapa hari mendatang, walaupun langkah AS itu ditentang oleh Inggris, Prancis, Cina, Rusia dan Jerman, yang juga menandatangani kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan Iran.

Iran menegaskan program nuklirnya sepenuhnya damai dan kepatuhannya memenuhi tuntutan yang tercantum dalam kesepakatan nuklir telah diverifikasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional ((IAEA). IAEA menyatakan Iran memegang komitmennya.
Di samping masalah nuklir, AS sangat mencurigai aktivitas Iran di Timur Tengah. AS sendiri merupakan sekutu dari Israel dan Arab Saudi, dua musuh Iran.