
Bahlil mengatakan dalam pidatonya, Jokowi menggambarkan ketamakan manusia dalam mendapatkan posisi tertinggi dengan saling menjatuhkan. Jokowi, lanjutnya mengingatkan kepada para pemimpin dunia untuk saling bekerjasama mengentaskan kemiskinan dan persoalan global lainnya tanpa harus saling menjatuhkan.
"Tidak perlu ada yang merasa lebih kuat dan ada yang merasa lebih lemah. Kerjasama harus dibangun karena ada persoalan yang lebih besar. Persoalan kemiskinan persoalan kesenjangan persoalan global terhadap ekonomi. Kemudian juga menyangkut iklim. Ini tinggi juga," jelasnya.
Bahlil melihat apa yang disampaikan tersebut murni gagasan pikiran mantan Walikota Solo itu. Di Indonesia sendiri, sejak masa jabatannya Jokowi telah melakukan pembangunan dimulai dari daerah-daerah sehingga pertumbuhan ekonomi di Indonesia perlahan teramgkat.
"Jadi pertumbuhan tidak boleh hanya ada di Jawa. Beliau bikin di Papua, Kalimantan Maluku, di Sumatera, di Sulawesi. Apa yang beliau lakukan itu diangkat menjadi gagasan besar," paparnya.
(Awaludin)