Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kondisi Sarana MCK di Lokasi Pengungsian Palu: Buang Air Besar Harus Lari ke Sungai

Antara , Jurnalis-Sabtu, 13 Oktober 2018 |06:46 WIB
Kondisi Sarana MCK di Lokasi Pengungsian Palu: Buang Air Besar Harus Lari ke Sungai
Kondisi Palu Pascagempa dan Tsunami (foto: Taufik Fajar/Okezone)
A
A
A

PALU - Kondisi sarana mandi cuci dan kakus (MCK) di sejumlah lokasi penampungan pengungsi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah masih memprihatinkan. Bahkan, sebagian dari mereka harus lari ke sungai atau menggali tanah untuk buang air besar (BAB).

Laporan Antara di beberapa lokasi pengungsian hingga Jumat 12 Oktober 2018, mendapatkan informasi bahwa para korban harus lari ke sungai dengan jarak sekitar 1 kilometer dari lokasi pengungsian untuk BAB. Sementara, untuk buang air kecil, mereka melakukannya di tempat-tempat sepi seperti belakang bangunan atau rerumputan.

Melihat Kembali Kondisi Palu dan Donggala yang Hancur Lebur Akibat Gempa & Tsunami 

Basruddin (40), warga Kelurahan Lere mengungkapkan, kondisi yang sangat memprihatinkan terletak di halaman kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu di Jalan Diponegoro. Di sana para pengungsi selalu kesulitan ketika hendak buang air.

(Baca Juga: Polri Pastikan Situasi di Palu & Donggala Berangsur Normal) 

"Sebelumnya ada satu WC di rektorat IAIN yang disediakan. Tapi saat ini sudah tersumbat karena terlalu banyak yang menggunakannya," ujar ayah dua anak ini.

Pria yang berprofesi sebagai nelayan ini menjelaskan untuk buang air besar ia dan pengungsi lainya harus ke sungai terdekat sekira 1 kilometer. Meski begitu, untuk kebutuhan mandi dan mencuci masih cukup tersedia di kampus hijau tersebut.

"Hanya untuk buang air besar saja yang kesulitan. Semoga saja ada perhatian pemerintah terhadap masalah ini. Karena kami juga sudah tidak bisa balik ke rumah sebab semua rumah kami sudah rata dengan tanah disapu tsunami," tuturnya.

Kondisi serupa terjadi di lokasi pengungsian Lapangan Vatulembo. Untuk melayani sekira 1.800 pengungsi, MCK yang tersedia di sana hanya satu unit.

"Ada tiga WC di sini, tapi hanya satu yang berfungsi. Itupun untuk buang air kami harus bawa air dari tempat penampungan karena keran air di WC tidak berfungsi," kata Harludin, warga terdampak gempa yang berasal dari Jalan Kimaja, Lorong Bakso, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur.

Pria berusia 55 tahun ini mengungkapkan, terdapat juga MCK di rumah Wakil Wali Kota Palu dan Markas Kodim 1306 Donggala, namun antreannya sangat panjang.

"Untuk WC di lapangan dan di rumah jabatan wawali harus antre. Tapi di Kodim juga tidak bebas. Kami dibatasi, tidak boleh mandi. Hanya bisa buang air saja," ujarnya.

 

Ronal (28), salah satu relawan yang ikut menyediakan kebutuhan warga di lapangan Vatulembo mengaku MCK yang ada di pengungsian itu sangat memprihatinkan. Warga harus antre panjang bahkan sebagian harus lari ke rumah-rumah warga karena terlalu lama menunggu giliran.

"Saat ini sudah agak baik karena telah tersedia air. Tapi pada hari pertama hingga hari ke lima sangat-sangat memprihatinkan. Karena air belum ada," kata Ronal.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement