Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Tahun Perang Saudara di Suriah, Penggunaan Senjata Kimia Telah Menyebar

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 27 Oktober 2018 |12:31 WIB
7 Tahun Perang Saudara di Suriah, Penggunaan Senjata Kimia Telah Menyebar
Bocah terkena serangan senjata kimia (Foto: BBC)
A
A
A

Meskipun demikian OPCW mengidentifikasi yang disebut sebagai "kesenjangan, ketidakkonsistenan dan perbedaan" pernyataan Suriah dengan hal-hal yang tim dari badan pengawas masih berusaha ketahui.

Pada bulan Juli 2018, direktur jenderal OPCW saat itu, Ahmet Üzümcü, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa timnya "terus berusaha mengklarifikasi semua masalah yang belum terselesaikan".

Meskipun terdapat pernyataan pada bulan Juni 2014 bahwa Suriah menyatakan bahan senjata kimia telah dipindahkan atau dihancurkan, sejumlah laporan terus muncul terkait dengan penggunaan senjata kimia.

Image caption Seorang anak Suriah dan penduduk dewasa dirawat karena diduga terkena serangan senjata kimia di Ghouta bagian Timur.

Kisah Abdul Hamid yang kehilangan keluarga

Abdul Hamid Youssef kehilangan istri, anak kembarnya yang berumur 11 bulan, sepupu dan sejumlah tetangga karena serangan pada tanggal 4 April 2017 terhadap Khan Sheikhoun.

Dia menceritakan keadaan di luar rumahnya, bagaimana dirinya melihat tetangga dan anggota keluarganya tiba-tiba jatuh ke tanah.

"Mereka gemetar, busa keluar dari mulut mereka," katanya. "Mengerikan. Saat itulah saya mengetahui itu adalah serangan kimia."

Setelah pingsan dan dibawa ke rumah sakit, dia terbangun dan menanyakan keberadaan istri dan anak-anaknya.

"Sekitar 15 menit kemudian, mereka semuanya dibawa ke hadapan saya - dalam keadaan meninggal dunia. Saya telah kehilangan orang-orang paling berharga di kehidupan saya."

Image caption Abdul Hamid Youssef kehilagan anak kembarnya yang berumur 11 bulan karena serangan kimia.

 

Misi Penyelidikan Bersama (JIM) OPCW-PBB menyimpulkan sebagian besar orang terpapar sarin pada hari itu.

Sarin dipandang 20 kali lebih mematikan dibandingkan sianida. Sama seperti bahan syaraf lainnya, sarin membangkitkan enzim yang mematikan isyarat sehingga menyebabkan sel syaraf manusia terbakar. Jantung dan otot lainnya - termasuk yang berkaitan dengan pernafasan - mengalami kekejangan. Paparan pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian karena sesak nafas dalam beberapa menit.

JIM juga meyakini pemerintah Suriah bertanggung jawab atas dilancarkannya sarin di Khan Sheikhoun, lewat sebuah pesawat yang diduga menjatuhkan bom di kota itu.

Foto-foto dari Khan Sheikhoun membuat Presiden AS, Donald Trump memerintahkan serangan peluru kendali terhadap Markas Angkatan Udara Suriah, tempat yang kekuatan Barat yakini pesawat tersebut lepas landas.

Presiden Assad mengatakan kejadian di Khan Sheikhoun dibuat-buat, sementara Rusia dan Angkatan Udara Suriah membom "pusat amunisi teroris" yang penuh senjata kimia sehingga mengeluarkan awan beracun.

Tetapi Stefan Mogl, anggota tim OPCW yang menyelidiki serangan itu mengatakan dirinya menemukan bukti sarin yang digunakan di Khan Sheikhoun berasal dari pemerintah Suriah.

Jelas terdapat kesamaan antara sarin dan sampel yang dibawa dari Suriah pada tahun 2014 oleh tim OPCW yang mememeriksa cadangan senjata negara itu, katanya.

Laporan JIM menyatakan sarin yang diidentifikasi pada sampel dari Khan Sheikhoun kemungkinan besar dibuat dari bahan kimia pendahulu - methylphosphonyl difluoride (DF) - dari cadangan permulaan Suriah.

"Ini berarti tidak semuanya disingkirkan," kata Mogl.

Tangaere, yang mengawasi penghapusan OPCW atas cadangan kimia Suriah mengatakan: "Saya hanya bisa memperkirakan bahan tersebut bukan bagian dari yang dinyatakan dan tidak di tempat dimana kami berada sebelumnya."

"Kenyataannya, berdasarkan mandat kami, yang bisa dilakukan adalah memverifikasi apa yang dikatakan kepada kami berada disana. Menyelidiki kemungkinan adanya kesenjangan pernyataan adalah suatu hal yang berbeda."

Tetapi bagaimana dengan 105 laporan serangan yang dipetakan tim BBC? Siapa yang diyakini melakukannya?

JIM menyimpulkan dua serangan blister agent sulphur mustard dilakukan kelompok yang menamakan diri Negara Islam. Terdapat bukti yang mengisyaratkan ISIS melakukan tiga serangan lainnya, menurut data BBC.

JIM dan OPCW sampai sejauh ini tidak menyimpulkan kelompok bersenjata oposisi lainnya, selain ISIS, melakukan serangan kimia. Penyelidikan BBC juga tidak menemukan bukti kuat yang mengisyaratkan hal yang berbeda.

Meskipun demikian, pemerintah Suriah dan Rusia menuduh pejuang oposisi menggunakan senjata kimia pada beberapa kesempatan dan melaporkannya ke OPCW, yang telah melakukan penyelidikan. Kelompok oposisi bersenjata menyangkal menggunakan senjata kimia.

Bukti yang tersedia, termasuk video, foto dan pernyataan saksi mata, mengisyaratkan paling tidak 51 dari 106 laporan serangan dilakukan dari udara. BBC meyakini semua serangan dari udara dilakukan pasukan pemerintah Suriah.

Meskipun pesawat Rusia melakukan ribuan serangan untuk mendukung Assad sejak tahun 2015, pengamat HAM PBB pada Komisi Penyelidikan mengatakan tidak terdapat indikasi pasukan Rusia pernah menggunakan senjata kimia di Suriah.

OPCW juga tidak menemukan bukti kelompok oposisi bersenjata mampu melakukan serangan udara pada kasus-kasus yang diteliti.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement